Langsung ke konten utama

Postingan

Mahakarya yang Tertinggal

Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang pria bernama Arka. Dia bukan seniman terkenal, bukan pula penulis besar yang namanya selalu menghiasi sampul buku. Dia hanyalah seorang manusia biasa dengan mimpi yang besar—mimpi untuk menciptakan sebuah mahakarya. Tidak muluk-muluk, hanya sebuah karya yang bisa membuat orang berhenti sejenak, merenung, dan tersentuh. Namun, dalam hati Arka, dia tahu itu akan lebih dari sekadar karya biasa. Itu akan menjadi cerita yang hidup dalam berbagai bentuk—sebuah lagu, sebuah gambar, dan sebuah kata. Arka telah lama terobsesi dengan gagasan bahwa sebuah cerita bisa menjadi lebih dari sekadar tulisan di atas kertas. Ia ingin mengubahnya menjadi sebuah lagu yang bisa menggetarkan jiwa, menjadi sebuah gambar di atas kaos yang bisa dipakai setiap hari—sesuatu yang sederhana, namun penuh makna. Namun, meski berkali-kali mencoba, Arka selalu merasa belum cukup baik. Kertas-kertas penuh coretan berserakan di lantai kamarnya, beberapa lirik yang dia tulis terasa h...
Postingan terbaru

Sang Pembaca Cerdas

Genre: Romantis, Drama Prolog Gue adalah penulis dari cerita ini. Nama asli gue Galang Ula Etgar, tetapi sering dipanggil Gue. Cerita yang gue tulis ini bukan sekadar kata-kata yang tertuang di atas kertas, melainkan hidup yang nyata. Setiap aksara yang gue untai menjadi sebuah ungkapan hati yang menyentuh hati, dan setiap barisnya mengandung teka-teki yang hanya dapat dipecahkan oleh pembaca cerdas sepertimu.       Bab 1: Pertemuan Tak Terduga   Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh perbukitan hijau dan sungai yang jernih, hiduplah seorang pemuda bernama Jamal. Orang-orang di desa lebih sering memanggilnya Jam. Jam adalah seorang pemuda cerdas dan penuh semangat. Ia bekerja sebagai seorang petani sederhana, tetapi impiannya jauh melampaui sawah dan ladang.   Suatu pagi, Jam sedang berjalan menuju pasar untuk menjual hasil panennya. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan sahabat lamanya, Bandi, yang lebih dikenal sebagai Ban. Keduanya sa...

Menanam Rindu, Memanen Impian

Bab 1: Kenangan Paijo Di desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan kebun pisang, Paijo tumbuh menjadi sosok anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Meskipun ia masih muda, Paijo sudah menunjukkan minat yang besar terhadap alam dan semua hal yang bisa tumbuh dari tanah. Kehidupannya di desa bersama ibunya adalah sederhana namun hangat, tetapi selalu ada ruang kosong dalam hatinya—ruang yang dulu diisi oleh ayahnya. Ayah Paijo, yang meninggal ketika Paijo baru berusia 22 tahun, adalah seorang petani pisang yang bijaksana dan penyayang. Paijo sangat mengagumi ayahnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di kebun, menanam dan merawat pisang dengan penuh cinta. Ayahnya mengajarkan Paijo tidak hanya tentang cara bertani, tetapi juga tentang kehidupan, membaca alam, dan pentingnya kesabaran serta kerja keras. Setiap hari, sebelum matahari terbenam, Paijo dan ayahnya biasa duduk di bawah pohon pisang terbesar di kebun mereka. Di sana, dengan latar belakang langit yang mulai memerah, ay...